Kegagalan Pendidikan di Indonesia dalam Membentuk Bangsa Berkarakter: Telaah Kebijakan dan Sistem Pendidikan Nasional

*Makalah ini disajikan dalam Poster Session SIMPOSIUM NASIONAL HASIL PENELITIAN DAN INOVASI PENDIDIKAN 2009 DEPDIKNAS RI

ABSTRAK
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.
Bila kita melihat kondisi bangsa sekarang setelah merdeka setelah lebih 60 tahun penyelenggaraan pendidikan dijalankan, maka sudah selayaknya kita mempertanyakan “apa yang salah dengan sistem pendidikan nasional kita?”. Banyaknya kasus keterlibatan remaja dalam tawuran, penggunaan narkoba, dan bentuk- bentuk kenakalan remaja lainnya, adalah jauh dari gambaran remaja terdidik yang berbudi luhur dan bertanggung jawab. Hal ini berarti orang Indonesia yang cerdas otaknya, tetapi tidak cerdas secara emosi yang berdampak negatif terhadap kualitas sumberdaya manusia secara keseluruhan.
Dalam pelaksanaan proses pendidikan di Indonesia masih terdapat banyak kelemahan baik itu dari segi materi, kurikulum, pengajar, serta kebijakan, sehingga harapan dari adanya pendidikan sendiri belum terwujud. Hal ini berakibat pada belum terbentuknya karakter peserta didik di Indonesia, yang secara langsng menjadi penyebab keterpurukan bangsa Indonesia akhir- akhir ini.
Pendidikan agama yang diharapkan mampu memberikan pengaruh positif terhadap siwsa masih sebatas mengajarkan pada tingkatan pengetahuan siswa. Proses penilaian secara kuantitatif juga berimplikasi pada pembentukan sikap, kesadaran dan perilaku nyata dalam kehidupan sehari- hari.
Pihak yang bertanggung jawab terhadap pendidikan adalah orang tua, sekolah dan masyarakat. Ketiga komponen tersebut harus bergotong royong serta bersinergi mempersiapkan anak menjadi manusia mandiri dalam konteks kehidupan pribadinya, kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegaram serta kehidupan sebagai makhluk yang berketuhanan (beragama).


Previous
Next Post »